Pengertian
Afasia adalah
gangguan dalam berbahasa, yang memengaruhi produksi atau pengertian terhadap
pembicaraan dan kemampuan membaca atau menulis. Bagian otak yang mengatur
kemampuan berbahasa umumnya terletak pada sebelah kiri otak, gangguan pada
bagian ini dapat menyebabkan afasia.
Penderita afasia
sering kali melakukan kekeliruan dalam memahami dan menyampaikan sebuah
kalimat. Pemilihan kata yang dirangkai dan disampaikan tak jarang tidak sesuai
dengan apa yang dimaksudkan.
Penyebab
Afasia paling
sering disebabkan oleh gangguan pada bagian otak yang mengatur kemampuan
berbahasa dan berbicara. Pada kebanyakan orang, bagian ini terletak pada otak
sebelah kiri.
Afasia paling
sering disebabkan oleh stroke. Namun, semua jenis kerusakan pada otak dapat
menyebabkan afasia. Misalnya trauma pada otak, tumor pada otak, dan kelainan
pada otak lainnya yang memburuk seiring berjalannya waktu.
Diagnosis
Untuk menentukan
diagnosis afasia diperlukan evaluasi menyeluruh oleh dokter. Dapat dilakukan
pemeriksaan untuk menilai kemampuan memahami kata, pertanyaan, cerita;
menyebutkan kata dan kalimat; menulis dan membaca; menyampaikan ide dengan cara
lain apabila terdapat kesulitan berbicara (misalkan dengan gerak tubuh, dan
sebagainya).
Adanya kerusakan
pada otak dapat diperiksa lebih lanjut dengan pemeriksaan penunjang, misalkan
melalui CT-scan atau MRI.
Gejala
Terdapat
beberapa jenis afasia dengan gejala yang berbeda-beda, yaitu:
afasia global:
merupakan jenis afasia yang paling parah. Seseorang dengan afasia global hanya
mampu memproduksi beberapa kata yang dapat dimengerti dan tidak dapat atau
hanya sedikit mengerti apabila diajak berbicara. Penderita afasia ini tidak
mampu membaca maupun menulis.
afasia Broca
(non-fluent aphasia): pada bentuk afasia ini, pembicaraan sangat terbatas dan
biasanya dalam penyampaian bahasa penderita menggunakan kata-kata singkat
(biasa kurang dari empat buah kata).
Kosa kata pada
penderita afasia Broca sangat terbatas. Penderita umumnya dapat mengerti
kata-kata yang disampaikan padanya dengan cukup baik dan mampu membaca, namun
terbatas dalam menulis.
mixed non-fluent
aphasia: pada afasia ini, penderita kesulitan mengucapkan kata-kata dan hanya
sedikit kata yang diucapkan, serupa dengan keadaan afasia Broca yang parah.
Perbedaannya,
penderita memiliki kesulitan memahami kata-kata yang disampaikan padanya.
Kemampuan membaca dan menulis pun sangat terbatas, serupa dengan anak SD.
afasia Wernicke:
pada afasia ini, produksi kata-kata tidak mengalami masalah sementara kemampuan
memahami kata yang diucapkan terganggu. Akibatnya, penderita umumnya berbicara
menggunakan banyak kata menciptakan kalimat yang panjang, dan sering kali tidak
memiliki arti.
afasia anomik:
seseorang dengan afasia ini akan mengalami kesulitan menemukan kata-kata yang
diperlukan untuk menyampaikan maksudnya, sering kali kata ini adalah kata benda
atau kata sifat.
Jika berbicara,
penderita akan menggunakan kata-kata yang terlampau banyak, walaupun benar
dalam tata bahasa. Pemahaman kata-kata umumnya tidak bermasalah.
afasia primer
progresif: merupakan sindrom neurologis di mana kemampuan bahasa terganggu
perlahan-lahan dan progresif. Keadaan ini disebabkan masalah neurodegeneratif,
misalkan karena penyakit Alzherimer.
Pada kasus ini
terdapat kerusakan jaringan otak yang berfungsi untuk kemampuan bahasa.
Walaupun diawali masalah berbahasa, pada tahap lanjut dapat timbul masalah
lainnya, misalkan kehilangan memori.
tipe lain:
termasuk berbagai jenis afasia yang tidak sepenuhnya masuk dalam kategori yang
sudah dijelaskan di atas. Bisa terdapat kombinasi dari beberapa tipe afasia.
Pengobatan
Hasil dari
pengobatan afasia sering kali dipengaruhi penyebab dari kerusakan otak yang
menimbulkan afasia, area otak yang mengalami kerusakan dan luasnya, juga usia
dan tingkat kesehatan dari penderita afasia.
Umumnya
disarankan melakukan terapi bicara untuk membantu afasia. Terapi ini bertujuan
untuk membantu seseorang menggunakan sisa dari kemampuan berbahasanya,
mengembalikan kemampuan berbahasa semaksimal mungkin, dan mempelajari cara-cara
lain untuk berkomunikasi (misalnya dengan gambar, menunjuk, menggunakan
peralatan elektronik, dan sebagainya).
0 Response to "Penyakit Afasia : Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya"
Post a Comment