Saturday, August 25, 2018

Penyakit Bisul : Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya


Pengertian
Bisul (furunkel) adalah infeksi bakteri yang memicu peradangan di dalam folikel rambut (lubang tempat rambut tumbuh). Pada awalnya, kulit di daerah infeksi menjadi merah dan muncul benjolan. Setelah empat sampai tujuh hari, benjolan tersebut mulai berisi nanah dan terasa sakit.

Penyakit Bisul

Bisul biasanya muncul pada area kulit yang memiliki rambut, sering berkeringat, dan bergesekan –seperti leher, wajah, ketiak, bokong, dan paha. Namun, tidak menutup kemungkinan bisul muncul di permukaan

Diagnosis
Bisul umumnya dapat sembuh sendiri tanpa perawatan medis. Namun, Anda harus segera memeriksa diri ke dokter apabila memiliki kondisi bisul berikut:

Muncul di wajah, hidung, atau tulang belakang. Ini bisa memicu terjadinya komplikasi
Membesar hingga berukuran diameter lebih dari 5 cm
Tidak sembuh dalam 14 hari
Anda juga disarankan untuk berkonsultasi ke dokter apabila muncul bisul sabut, atau merasakan gejala tambahan seperti demam.

Dokter biasanya mendiagnosis bisul hanya dengan melihat kondisi kulit pasien. Jika infeksi tersebut berulang atau tidak teratasi dengan pengobatan yang sebelumnya diberikan, dokter akan menyarankan pemeriksaan penunjang berupa tes darah di laboratorium. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan antibiotik yang tepat untuk melawan bakteri penyebab bisul.

Gejala
Bisul berawal dari benjolan berukuran kecil yang keras, berwarna merah, dan terasa nyeri. Beberapa hari kemudian, benjolan melunak lalu membesar, dan nyerinya pun bertambah. Tidak lama, kantong nanah akan terbentuk di puncak benjolan.

Bisul jarang memerlukan penanganan medis karena bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, jika kondisi bertambah parah, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter. Tanda-tandanya adalah sebagai berikut:

Demam
Benjolan terus membesar dan terasa sakit
Berjumlah lebih dari satu buah di area yang sama, dikenal dengan istilah bisul sabut
Kelenjar getah bening membengkak
Bisul tak kunjung kering
Memiliki masalah dengan sistem kekebalan tubuh, atau dalam pengobatan yang mengganggu sistem kekebalan tubuh dan menimbulkan bisu


Pengobatan
Kebanyakan kasus bisul dapat sembuh dengan sendirinya dan dapat diatasi dengan perawatan mandiri di rumah. Namun, beberapa kasus lainnya memerlukan penanganan dari dokter.

Perawatan Mandiri
Salah satu cara mempercepat proses penyembuhan adalah mengompres bisul dengan kain yang sebelumnya sudah dicelupkan ke dalam air hangat. Lakukan kompres hangat selama 10 menit, tiga sampai empat kali setiap hari.
Suhu panas akan meningkatkan sirkulasi darah di sekitar bisul. Ini membuat akan ada lebih banyak lagi sel darah putih yang dikirimkan sistem kekebalan tubuh untuk membantu penyembuhan.
Saat bisul pecah, tutup dengan kasa steril agar infeksi tidak menyebar ke area lain. Setelahnya, pastikan Anda mencuci tangan dengan air hangat dan sabun. Ini akan membantu agar bakteri tidak tersebar ke area lain tubuh atau bahkan ke individu lain.
Jika nyeri yang terasa tidak dapat ditahan, Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen.

Mengeringkan Bisul
Jika ukuran bisul agak besar dan terasa lunak, berkonsultasilah ke dokter. Bisul dengan ciri-ciri tersebut biasanya tidak akan pecah dengan sendirinya serta tidak dapat ditangani dengan antibiotik.
Dokter mungkin akan mengeluarkan nanah dengan melakukan pembedahan kecil. Sebelum tindakan dilakukan, area bisul akan dibius lokal agar kebal. Kemudian, bagian puncak bisul akan ditusuk dengan jarum atau pisau bedah yang sudah disterilkan terlebih dulu.
Proses tersebut bertujuan untuk membuat nanah keluar dari bisul sampai tuntas. Nyeri akan mereda dan proses penyembuhan akan dimulai. Tapi jangan pernah memecahkan bisul sendiri, karena hal itu hanya akan membuat infeksi menyebar ke area lain.

Antibiotik
Dokter biasanya akan memberikan antibiotik apabila:
o Terjadi bisul sabut
o Ada demam
o Terjadi infeksi sekunder, seperti selulitis
o Lokasi bisul ada di wajah, karena lebih rentan infeksi
o Anda merasakan sakit dan tidak nyaman
Antibiotik yang biasanya diberikan dokter adalah antibiotik berbahan dasar penisilin bernama flucloxacillin. Jika Anda alergi penisilin, alternatifnya bisa mengonsumsi eritromisin dan klaritromisin.
Perlu diperhatikan bahwa antibiotik harus habis dikonsumsi bahkan pada waktu bisul sudah sembuh. Hal tersebut berguna agar penyembuhannya tuntas dan infeksi tidak berulang.

Pengobatan Bisul dan Bisul Sabut yang Muncul Berulang
Bisul dan bisul sabut yang berulang kali muncul membutuhkan pengobatan lebih lanjut. Kebanyakan penderita bisul berulang mengalaminya karena mereka adalah pembawa bakteri Staphylococcus aureus. Jika demikian, pengobatan tertentu harus dilakukan agar bakteri dapat ditumpas secara tuntas.

Pengobatan bergantung pada lokasi bakteri Staphylococcus pada tubuh Anda. Bakteri yang ada di permukaan kulit dapat diatasi dengan menggunakan sabun antibakteri. Jika ditemukan bakteri di dalam hidung, maka Anda perlu menggunakan krem antiseptik selama 10 hari.

Komplikasi Bisul
Berikut ini komplikasi bisul yang dapat terjadi:

Bekas Luka
Bisul berukuran besar atau bisul sabut terkadang meninggalkan bekas luka. Bekas luka ini tidak akan hilang sepenuhnya, tetapi seiring berjalannya waktu akan memudar dan tidak akan terlalu terlihat seperti sebelumnya. Jika Anda khawatir bekas luka akan menganggu penampilan, ada beberapa jenis perawatan yang bisa dilakukan, misalnya:
Suntik kortikosteroid yang akan membantu mengempiskan luka parut.
Bedah plastik.
Sebagai alternatif, Anda bisa menggunakan kosmetika untuk menyamarkan bekas luka yang ada.

Infeksi yang Menyebar
Bakteri yang ada di dalam bisul atau bisul sabut terkadang bisa menyebar ke bagian tubuh lain dan memicu terjadinya infeksi sekunder. Selulitis adalah infeksi sekunder paling umum yang sering dikaitkan dengan bisul dan bisul sabut.
Infeksi sekunder lain yang mungkin timbul adalah:
Impetigo – infeksi kulit menular yang bisa menyebabkan luka dan lecet.
Sepsis artritis – infeksi sendi.
Osteomyelitis – infeksi yang terbentuk di dalam tulang.
Endokarditis – infeksi pada lapisan dalam jantung.
Keracunan darah – infeksi darah.
Abses otak – nanah yang terbentuk di dalam otak.
Beberapa infeksi di atas perlu ditangani dengan suntikan antibiotik. Untuk kasus keracunan darah dan abses otak, Anda harus dirawat di ruang rawat intensif (ICU).

Trombosis Sinus Kavernosus
Ini adalah komplikasi bisul langka yang dapat mengancam nyawa penderitanya. Berawal dari ketika infeksi memicu penggumpalan darah di ruang belakang kantong mata. Gumpalan darah lantas akan memberikan tekanan pada otak yang dapat mengakibatkan:
Sakit kepala.
Mata bengkak.
Nyeri pada mata.

Apabila tidak segera diberikan pengobatan antibiotik, thrombosis sinus kavernosus bisa berakibat fatal.

Pencegahan
Bisul memang tidak selalu bisa dicegah, tetapi dengan melakukan langkah sederhana berikut dapat menurunkan risiko Anda:

Bersihkan kulit dengan teratur menggunakan sabun antibakteri.
Selalu bersihkan luka gores, luka terbuka, atau gigitan serangga.
Jaga kebersihan luka gores, luka terbuka, dan gigitan serangga dengan menggunakan perban steril sampai luka sembuh.
Menjalankan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi dan rutin berolahraga. Ini akan mendongkrak sistem kekebalan tubuh yang akan menurunkan risiko terjadinya infeksi kulit.

Cara Agar Bisul Tidak Menyebar

Saat Anda menderita bisul, sangatlah penting untuk menjaga agar infeksi tidak menyebar ke bagian lain tubuh dan juga orang lain. Anda bisa melakukannya dengan:

Mencuci tangan dengan sabun antibakteri setiap kali habis menyentuh bisul.
Mencuci pakaian, seprai, dan handuk dengan suhu tinggi.
Menggunakan handuk berbeda untuk area wajah dan badan.
Memakai kasa steril untuk menutup luka sampai betul-betul sembuh.
Rutin mengganti kasa steril penutup bisul.
Memperhatikan penanganan limbah kasa steril. Harus dimasukkan ke dalam plastik dan ditutup rapat sebelum dibuang ke tempat sampah.
Hindari sauna, pusat kebugaran, dan kolam renang sampai kondisi kulit sehat kembali.

No comments:

Post a Comment