Wednesday, August 22, 2018

Penyakit Biduran : Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya


Pengertian
Biduran atau urtikaria adalah reaksi pada kulit yang menyebabkan munculnya bilur berwarna merah. Awalnya bilur muncul pada satu bagian tubuh, kemudian menyebar. Bentuk dan ukuran bilur berbeda-beda.

Penyakit Biduran

Ruam pada biduran biasanya terasa sangat gatal, dan terkadang bisa juga terasa perih. Gejala biduran bisa berlangsung berjam-jam dan berangsur hilang dalam beberapa hari.

Biduran akut akan sembuh kurang dari enam minggu. Biduran akut adalah kondisi yang umum terjadi, terutama pada anak-anak dan wanita berusia 30-60 tahun serta mereka yang memiliki riwayat alergi.

Sedangkan biduran kronis bertahan lebih dari enam minggu atau bersifat kambuhan selama beberapa bulan –bahkan tahun. Biduran kronis bisa jadi merupakan gejala dari penyakit lain yang sedang diderita, seperti lupus atau penyakit tiroid.

Penderita biduran, baik yang akut maupun kronis, bisa mengalami angioderma. Angioderma adalah pembengkakan lapisan kulit yang lebih dalam. Umumnya, angioedema terjadi pada bagian kelopak mata, bibir, tangan, alat kelamin, dan kaki. Angioderma dapat diatasi dengan antihistamin dan penggunaan tablet kortikosteroid jangka pendek.


Diagnosis
Penyebab biduran dapat dipastikan setelah dokter melakukan pemeriksaan fisik dan mengumpulkan informasi seputar gejala-gejala yang dialami. Hal ini penting dilakukan agar penderita dapat menghindari penyebab di masa mendatang.

Pertanyaan yang akan diajukan dokter misalnya kapan dan bagaimana biduran terjadi serta jika terjadi sesuatu hal yang baru. Misalnya mengonsumsi makanan yang tidak pernah dimakan sebelumnya.

Apabila dokter mencurigai biduran sebagai reaksi alergen, maka ia akan melakukan tes darah dan tes cukit kulit. Keduanya diperlukan untuk mengetahui alergen. Namun, lebih dari setengah kasus biduran tidak diketahui penyebabnya.

Karena biduran kronis jarang disebabkan oleh reaksi alergi, maka tes alergi jarang dilakukan. Namun, Anda mungkin harus menjalani pemeriksaan di bawah ini untuk menentukan kondisi yang mendasari biduran kronis:

Tes darah lengkap, untuk melihat apakah Anda menderita anemia atau tidak.
Pengambilan sampel feses untuk mengetahui apakah terdapat infeksi di dalam usus.
Tes fungsi organ hati dan tes fungsi tiroid.
Penghitungan tingkat antibodi di dalam darah.
Tes Laju Endap Darah (LED) untuk mengenali masalah dengan sistem kekebalan tubuh.

Gejala
Bilur dan ruam yang muncul biasanya terasa sangat gatal. Ukuran dan lokasinya berbeda-beda. Bilur bisa menghilang di satu bagian tubuh dan muncul kembali di bagian tubuh lainnya.

Biasanya biduran akan membaik tanpa pengobatan apa pun dalam waktu dua hari. Namun, biduran bisa bertambah parah karena faktor-faktor di bawah ini:

Mengonsumsi minuman keras
Mengonsumsi kafein
Stres
Suhu udara yang panas
Suhu udara yang dingin
Jika gejala-gejala biduran yang dialami memburuk dan tidak hilang dalam waktu dua hari, segera periksakan ke dokter. Bisa jadi diperlukan penanganan khusus untuk meredakannya.

Urtikaria Vaskulitis. Salah satu jenis biduran adalah urtikaria vaskulitis, yakni ketika pembuluh darah di dalam kulit mengalami radang. Bilur pada jenis ini bertahan lebih lama dan terasa lebih sakit. Bilur juga dapat meninggalkan memar.
Anafilaksis. Biduran bisa juga menjadi bagian dari gejala anafilaksis. Anafilaksis adalah sebuah reaksi alergi parah yang terjadi tiba-tiba hingga dapat berakibat fatal. Namun, kebanyakan orang yang memiliki alergi tidak mencapai tingkat anafilaksis jika terekspos pemicu alerginya.
Selain biduran, gejala-gejala anafilaksis antara lain:

Pembengkakan pada kelopak mata, bibir, tangan dan kaki
Sesak napas yang disebabkan oleh penyempitan saluran udara
Nyeri perut dan muntah-muntah
Risiko anafilaksis tinggi ada pada penderita asma atau eksim. Walau dinyatakan sebagai kondisi gawat, penderita anafilaksis dapat pulih sepenuhnya asal ditangani dengan cepat dan tepat.

Pengobatan
Kebanyakan kasus biduran tidak memerlukan pengobatan, karena biasanya cukup ringan dan akan sembuh dalam beberapa hari. Jika diperlukan pengobatan, akan dilakukan sesuai faktor penyebab dan tingkat gejala yang dialami.

Biduran akut

Gejala biduran jenis ini bertahan tidak lebih dari enam minggu. Biasanya, obat-obatan yang diberikan untuk mengatasi biduran akut meliputi:

Antihistamin. Obat ini akan menghentikan gatal dan mengurangi bilur dengan menghambat histamin. Contoh obat ini adalah cetirizine. Sebaiknya wanita hamil tidak mengonsumsi obat ini karena efeknya tidak diketahui.
Kortikosteroid. Obat ini diberikan untuk menghambat kinerja sistem kekebalan tubuh, sehingga bisa mengurangi biduran yang parah. Contoh obat ini adalah prednisolone. Tidak disarankan untuk mengonsumsi obat ini dalam jangka waktu lama karena dapat menimbulkan efek samping hipertensi, katarak, dan diabetes.

Biduran kronis
Penanganan biduran jenis ini bertujuan untuk mengendalikan gejala-gejala yang timbul dan menghindari pemicu yang dapat memperburuk kondisi. Pengobatannya antara lain:

Antihistamin H1 dan H2
Selama gejala berlangsung, Anda harus mengonsumsi antihistamin H1 secara teratur. Dosis obat disesuaikan dengan gejala yang ada. Jika obat ini tidak meredakan gejala, sebelum memberikan antihistamin H2, dokter akan memberikan rupatidine. Obat ini masih termasuk antihistamin H1, tetapi lebih efektif mengatasi biduran kronis.
Antihistamin H2 dapat dikonsumsi apabila timbulnya bilur bertambah parah. Obat ini akan mempersempit pembuluh darah yang dapat mengurangi kemerahan pada kulit. Efek samping antihistamin H2 antara lain diare, sakit kepala, dan pusing.

Kortikosteroid
Biduran kronis bisa ditangani dengan pemberian kortikosteroid. Namun, obat ini tidak bisa digunakan dalam jangka panjang karena memiliki efek samping, antara lain nafsu makan meningkat, perubahaan suasana hati, dan kesulitan tidur.

Leukotriene receptor antagonists
Obat ini dapat membantu meredakan bilur dan warna kemerahan pada kulit. Bisa digunakan sebagai pengganti kortikosteroid karena efek sampingnya lebih ringan, yaitu sakit kepala dan mual.

Siklosporin
Cara bekerja obat ini mirip dengan kortikosteroid. Dapat diberikan dalam bentuk kapsul atau sirop. Siklosporin menekan efek buruk akibat autoimun. Efek samping yang ditimbulkan antara lain tekanan darah tinggi, masalah ginjal, kadar kolesterol meningkat, dan sakit kepala.

Omaluzimab
Untuk biduran yang tidak merespons pengobatan antihistamin, omaluzimab mungkin dapat dijadikan alternatif obat. Diberikan dalam bentuk suntikan. Omaluzimab berfungsi untuk mengurangi jenis antibodi yang berperan menimbulkan biduran.
Anda bisa melakukan hal-hal berikut untuk meredakan gejala yang dialami:

Jangan menggaruk bilur atau ruam.
Hindari pemakaian sabun yang mengandung bahan kimia keras.
Hindari faktor pemicu seperti minuman berkafein atau obat pereda rasa sakit.
Oleskan krim pelembap atau penyejuk pada area kulit yang terkena biduran.
Jika Anda sudah mengetahui penyebab atau faktor yang dapat memperburuk biduran yang dialami, hindari pemicu tersebut. Makanan atau minuman pemicu dapat dengan mudah dihindari penderita. Apabila Anda curiga biduran disebabkan karena Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, hubungi dokter yang memberikan karena harus segera dicari obat penggantinya.

Faktor pemicu yang sulit dihindari adalah stres, apalagi jika gejala yang Anda alami berdampak buruk bagi kualitas hidup. Apabila biduran Anda termasuk kronis, cobalah teknik relaksasi untuk mengurangi tingkat stres dan meredakan gejala.

Penyebab
Biduran muncul karena dipicu oleh tingginya kadar histamin dan unsur kimia lainnya yang dilepaskan ke kulit. Kemudian, histamin dan unsur kimia lain tersebut membuat pembuluh darah melebar sehingga aliran darah pun meningkat. Hal ini menyebabkan kulit terlihat memerah.
Ada dua jenis biduran yang dibagi berdasarkan durasi dan tingkat keparahan gejala, yaitu:

Biduran akut atau jangka pendek

Ini adalah jenis biduran yang gejalanya akan menghilang tidak lebih dari enam minggu. Sebagian penyebab biduran akut tidak diketahui penyebabnya. Namun, ada beberapa hal yang dikenali sebagai pemicu biduran akut, yaitu:

Alergi makanan, misalnya makanan laut
Faktor lingkungan, misalnya suhu terlalu panas atau terlalu dingin
Infeksi, baik yang ringan seperti pilek hingga infeksi serius seperti HIV
Gigitan serangga
Efek samping obat-obatan tertentu, seperti obat antiradang nonsteroid atau antibiotik
Stres
Biduran akut yang disebabkan oleh makanan, minuman, atau obat-obatan lebih mudah untuk dihindari. Berbeda jika biduran akut disebabkan oleh stres, karena faktor penyebab ini sulit dihindari.

Biduran kronis
Biduran kronis bisa timbul sebagai reaksi dari autoimun. Autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang sel atau jaringan sehat tubuhnya sendiri. Antibodi yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh memicu pelepasan histamin dan inilah yang mengakibatkan terjadinya biduran kronis.

Biduran kronis juga bisa terjadi sebagai akibat dari infeksi organ hati, gangguan pada kelenjar tiroid, dan adanya parasit di dalam saluran pencernaan. Belum diketahui sepenuhnya penyebab terjadinya autoimun. Kondisi ini dapat timbul pada penderita penyakit autoimun, seperti lupus dan artritis reumatoid.

Biduran kronis bersifat kambuhan. Bilur akan muncul dan menghilang dalam kurun waktu tertentu. Beberapa faktor pemicu biduran kronis, di antaranya:

Suhu udara yang panas
Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti antiradang nonsteroid dan obat pereda sakit
Mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol atau kafein
Mengalami stres
Memakai pakaian yang terlalu ketat untuk waktu yang lama
Mengonsumsi zat aditif yang ada di dalam makanan atau minuman
Gigitan atau sengatan serangga


No comments:

Post a Comment