Pengertian
Halitosis adalah
suatu kondisi dimana seseorang memiliki aroma napas tak sedap. Di masyarakat,
gangguan ini lebih dikenal dengan istilah bau mulut. Gangguan ini merupakan
salah satu masalah yang sering dialami banyak orang.
Pada dasarnya
bau mulut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bau mulut karena sebab yang wajar
dan bau mulut karena sebab yang tidak wajar. Bau mulut karena sebab yang wajar
misalnya aroma napas pagi hari atau saat Anda sedang berpuasa. Sedangkan bau
mulut karena sebab yang tidak wajar biasanya berhubungan dengan gangguan
kesehatan yang lebih serius.
Halitosis sering
dianggap sebagai hal yang memalukan. Jika tidak segera ditangani, bau mulut
dapat menurunkan kepercayaan diri Anda. Bahkan bukan tidak mungkin juga
halitosis yang diabiarkan bisa menurunkan kualitas hidup Anda.
Diagnosis
Dianosis
halitosis atau bau mulut dilakukan lewat serangkaian wawancara dan pemeriksaan
fisik menyeluruh pada rongga mulut dan gigi. Pemeriksaan juga dilakukan pada
area hidung dan tenggorokan –jika terdapat luka.
Bila dicurigai
adanya kemungkinan penyakit sistemik, maka diperlukan adanya pemeriksaan
pendukung lainnya. Pemeriksaan yang bisa dilakukan adalah:
Endoskopi
Rontgen perut
Rontgen dada
Gejala
Gejala halitosis
yang paling mudah dikenali adalah:
Terciumnya aroma
napas yang tidak sedap dari dalam mulut
Mulut terasa
kering
Adanya lapisan
berwarna putih di permukaan lidah yang memungkinkan bakteri untuk berkembang
Pengobatan
Halitosis atau
bau mulut karena sebab yang waajr (seperti aroma napas saat bangun tidur) dapat
diatasi dengan menyikat gigi. Namun, halitosis karena sebab yang tidak wajar
memerlukan penanganan yang lebih serius.
Berikut ini
beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah halitosis:
Sikat gigi dua
kali sehari. Waktu yang paling tepat untuk melakukannya adalah di pagi hari
(setelah sarapan) dan malam hari (sebelum tidur).
Ganti sikat gigi
setelah 3 sampai 4 bulan. Jika sebelum waktunya mengganti sikat gigi telah
rusak dan tidak nyaman digunakan, segera ganti.
Lakukan
pembersihan permukaan lidah secara teratur. Ini dapat dilakukan dengan
menggunakan sikat gigi yang lembut atau tongue cleaner.
Lakukan flossing
sekali dalam sehari untuk mengangkat plak dan sisa makanan yang tersangkut di
antara celah gigi-geligi.Anda juga bisa menggunakan mouthwash untuk
membersihkan area yang sulit dijangkau sikat gigi.
Pemakaian
mouthwash (obat kumur) antibakteri dapat membantu mengurangi pertumbuhan
bakteri dalam mulut. Misalnya obat kumur yang mengandung chlorhexidine. Lakukan
konsultasi terlebih dahulu dengan dokter gigi Anda dalam penggunaan obat kumur
tersebut.
Lakukan scaling
(pembersihan karang gigi).
Segera perbaiki
dan tambal gigi yang berlubang.
Berhentilah
merokok dan penggunaan produk tembakau.
Perbanyak minum
air putih untuk menjaga kelembaban rongga mulut.
Konsumsi permen
karet bebas gula untuk merangsang air liur agar dapat membantu membersihkan
sisa makanan serta bakteri.
Perhatikan pola
makan. Hindari atau kurangi makanan yang dapat memicu bau mulut.
Bersihkan gigi
palsu dan lepaskan saat tidur di malam hari.
Lakukan
kunjungan secara teratur ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk pemeriksaan
rutin dan pembersihan.
Penyebab
Halitosis dapat
disebabkan oleh banyak hal. Beberapa di antaranya adalah:
- Kebersihan mulut
yang buruk. Tanpa pembersihan mulut yang baik, sisa makanan akan tertinggal
dalam mulut. Hal ini dapat memicu berkembangnya bakteri dalam mulut dan di
permukaan lidah yang menyebabkan bau pada mulut. Selain itu, sisa makanan yang
menempel pada gigi, gusi, dan lidah akan menyebabkan gingivitis (radang gusi)
dan gigi berlubang. Akibatnya terjadi peningkatan bau mulut dan rasa yang tidak
enak di dalam mulut.
- Pembersihan gigi
tiruan yang kurang baik. Gigi tiruan yang tidak dibersihkan dengan baik dapat
menyebabkan penumpukan sisa makanan dan bakteri di permukaan gigi tiruan. Hal
ini bisa memicu munculnya bau yang tidak sedap.
- Penyakit gusi
atau jaringan periodontal (jaringan penyangga gigi).
- Penyakit
sistemik. Bau mulut dapat merupakan salah satu gejala dari penyakit tertentu,
misalnya infeksi saluran pernapasan, gangguan pencernaan, diabetes, atau
kelainan pada hati.
- Xerostomia
(mulut kering). Pemakaian beberapa obat-obatan tertentu dapat menyebabkan mulut
menjadi kering, terutama obat-obatan untuk mengatasi depresi dan tekanan darah
tinggi. Xerostomia juga dapat disebabkan oleh kelainan pada kelenjar ludah
sehingga produksi ludah menurun. Selain itu, kebiasaan bernapas lewat mulut
juga dapat menyebabkan mulut cenderung menjadi lebih kering.
- Merokok.
No comments:
Post a Comment