Tuesday, July 31, 2018

Penyakit Aterosklerosis : Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya


Pengertian
Aterosklerosis adalah suatu kondisi pengerasan arteri yang disebabkan oleh timbunan plak. Arteri adalah pembuluh darah yang mengalirkan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh.

Lama-kelamaan, plak yang terbentuk antara lain dari lemak, kolesterol, kalsium, dan trombosit itu dapat terus menebal hingga akhirnya menyumbat total pembuluh darah arteri.

Penyakit Aterosklerosis


Diagnosis
Diagnosis aterosklerosis dapat ditegakkan oleh dokter dengan melakukan berbagai pemeriksaan, mulai dari pemeriksaan fisik hingga menggunakan alat dengan teknologi yang canggih.

Saat pemeriksaan fisik, dokter akan meninjau tekanan darah, mendengarkan kelainan bunyi jantung dengan stetoskop, atau melihat apakah terdapat denyut arteri yang lebih lemah dari normal.

Dokter umumnya akan meminta pasien untuk melakukan pemeriksaan darah, seperti pemeriksaan darah rutin, kolesterol, LDL, HDL, gula darah, dan lain-lain.

EKG (elektrokardiogram) atau rekam jantung dapat dilakukan sebagai pemeriksaan awal untuk mengetahui adakah sumbatan atau kelainan pada jantung. Jika terdapat kelainan, ekokardiografi (USG jantung) dapat dilakukan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Beberapa pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya sumbatan atau kelainan pada jantung, antara lain CT scan jantung, stress test (EKG sambil berlari di treadmill), hingga angiografi (memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah jantung untuk mengetahui secara pasti letak dan derajat sumbatan).

Selain itu, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan MRI otak jika dicurigai adanya sumbatan arteri pada otak yang menyebabkan stroke.

Gejala
Tersumbatnya pembuluh darah arteri akibat plak dapat menyebabkan berbagai penyakit, yang paling sering terjadi adalah penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke.

Penyakit jantung koroner dapat memberikan gejala nyeri dada, terutama ketika Anda melakukan aktivitas berat atau mengalami stres emosional.

Serangan jantung juga dapat menyebabkan gejala nyeri dada, bahkan lebih parah. Nyeri dada yang dirasakan lebih berat dan dapat disertai dengan sesak napas, kelelahan, keringat dingin, mual muntah, hingga pingsan.

Sementara itu, stroke sumbatan dapat memberikan gejala kelumpuhan mendadak sesisi anggota gerak, kelumpuhan otot wajah, kesulitan berbicara, makan, dan minum, penglihatan ganda, gangguan keseimbangan, kebingungan, serta kesulitan untuk mengerti pembicaraan.

Serangan jantung dan stroke yang berat bahkan dapat menyebabkan kematian.

Pengobatan
Jika telah terjadi penyakit jantung koroner, dokter akan memberikan obat yang dapat melebarkan pembuluh darah dan mengatasi nyeri dada. Selain itu, obat untuk mencegah penggumpalan dan penyumbatan lebih lanjut juga diberikan.

Tujuan dari pemberian obat tersebut adalah agar oksigen dan nutrisi yang dialirkan ke jantung dan otak tetap terjaga.

Apabila telah terjadi serangan jantung atau stroke sumbatan, obat yang diberikan adalah obat infus yang dapat menghancurkan plak (dapat diberikan jika pasien datang dalam 3 jam setelah serangan jantung atau stroke, dan memenuhi persyaratan medis tertentu) dan obat yang dapat mencegah penggumpalan darah.

Beberapa prosedur operasi juga dapat dilakukan untuk mengatasi serangan jantung, yaitu angiografi, pemasangan stent untuk membuka sumbatan akibat plak (dapat dilakukan jika pasien datang dalam 3 jam setelah serangan jantung, dan memenuhi persyaratan medis tertentu), dan operasi bypass.

Pencegahan
Untuk mencegah penyakit jantung dan stroke, pasien harus mengendalikan faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit tersebut. Pola makan tidak sehat, kurang olahraga, dan merokok adalah beberapa penyebab utama.

Jika sudah telanjur mengalami kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes, selain menerapkan gaya hidup sehat, pasien juga harus mengonsumsi obat untuk mengatasi faktor risiko tersebut.

Untuk menangani darah tinggi, kurangi makanan yang terlalu asin serta konsumsilah obat pengontrol tekanan darah secara teratur.

Makanan dan minuman yang manis harus dihindari oleh penyandang diabetes melitus. Di samping itu, konsumsi obat pengontrol gula darah atau suntikan insulin juga harus dilakukan secara teratur.

Jangan lupa juga untuk selalu kontrol secara berkala ke dokter agar kesehatan selalu terjaga.

No comments:

Post a Comment