Pengertian
Anoreksia, atau
secara medis dikenal dengan istilah anoreksia nervosa, merupakan gangguan makan
yang ditandai dengan penurunan berat badan yang drastis. Hal ini terjadi karena
penderitanya melakukan diet yang berlebihan. Selain diet, terkadang usaha untuk
mengeluarkan makanan dengan cara memuntahkan makanan dan menggunakan pencahar
juga bisa dilakukan.
Anoreksia
berbeda dengan gangguan makan lainnya yang juga cukup dikenal, yaitu bulimia.
Meskipun penderitanya sama-sama melakukan usaha mengeluarkan makanan, dasar
dari anoreksia adalah keyakinan penderitanya bahwa ia terlalu gemuk. Sedangkan
penderita bulimia biasanya melakukan hal tersebut disebabkan rasa bersalah
karena ketagihan makan yang tak terkendali.
Penyebab
Anoreksia
terjadi karena banyak faktor. Mulai dari faktor biologis, lingkungan, dan
psikologis. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan seseorang rentan mengalami
gangguan makan ini adalah:
• Mengalami
kecemasan atau depresi
• Tidak mampu
mengelola stres dengan baik
• Memiliki
kekhawatiran berlebihan tentang masa depan
• Perfeksionis
• Memiliki citra
diri yang buruk
• Mengalami
gangguan makan saat anak-anak
• Mudah terbawa
emosi
Diagnosis
Gangguan makan
anoreksia dialami oleh seseorang bila gejala yang terdapat dalam Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders 5th Edition (DSM-5) terpenuhi.
Gejala-gejala tersebut yaitu:
• Melakukan
restriksi terhadap makanan yang menimbulkan terjadinya penurunan berat badan
yang signifikan.
• Ketakutan
berlebihan akan kegemukan meskipun berat badan sudah kurang dari normal.
• Gangguan
persepsi mengenai tubuhnya (merasa tubuhnya sangat gemuk padahal kenyataannya
sudah sangat kurus).
Bila gangguan
ini sudah berlangsung sejak lama, dokter juga perlu meminta penderita anoreksia
untuk melakukan pemeriksaan darah. Pemeriksaan darah ini diperlukan untuk
melihat kadar hemoglobin (sel darah merah), gula darah, dan elektrolit yang
bisa terganggu kadarnya menjadi di bawah normal.
Gejala
Gejala utama
anoreksia adalah penurunan berat badan yang drastis. Umumnya disertai pula
dengan gangguan perilaku seperti tidak mau makan, melakukan olahraga
berlebihan, dan menggunakan pencahar atau berusaha memuntahkan makanan.
Penderita anoreksia umumnya merasa bersalah setiap kali makan.
Penurunan berat
badan yang drastis menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Mulai dari
kelelahan, tekanan darah turun, pusing, haid teratur, kulit kering, suhu tubuh
dingin, rambut rontok, hingga denyut jantung tidak teratur.
Jika kondisi
anoreksia dibiarkan dan tidak ditangani dengan tepat, hal ini bisa menyebabkan
komplikasi kesehatan yang serius, seperti:
• Denyut jantung
lebih lambat dari yang seharusnya (bradikardia)
• Gula darah
rendah
• Gangguan
hormon kesuburan dan hormon paratiroid
• Sel darah
putih rendah, yang menandakan daya tahan tubuh rendah dan menjadi rentan
terhadap infeksi
Pengobatan
Terapi anoreksia
melibatkan obat-obatan, psikoterapi, dan edukasi nutrisi. Obat yang digunakan
adalah obat antidepresan. Sementara itu, psikoterapi dilakukan untuk menggali
pemikiran penderita yang menyebabkan anoreksia, serta mendiskusikan bersama
bagaimana cara mengubah pemikiran tersebut. Edukasi nutrisi dilakukan oleh ahli
gizi untuk memperbaiki kekurangan gizi yang dialami penderita.
Pengobatan
anoreksia membutuhkan kerja sama yang baik antara penderita dengan psikiater
yang menangani. Biasanya pengobatan ini membutuhkan waktu yang lama, dapat
sampai bertahun-tahun.
Bila terjadi
komplikasi yang serius akibat anoreksia, tak jarang penderita harus dirawat di
rumah sakit. Bila terjadi kekurangan elektrolit dan gula darah, penambahan
elektrolit dan gula darah biasanya dilakukan melalui infus.
Selain itu,
untuk mengatasi komplikasi anoreksia, perbaikan gizi penderita menjadi hal yang
sangat penting. Namun demikian, perbaikan gizi ini harus dilakukan secara
bertahap. Misalnya dengan menaikkan kalori dari asupan makanannya sedikit demi
sedikit. Perbaikan gizi yang dilakukan dengan terlalu cepat, dapat membahayakan
jantung dan dapat menimbulkan kekacauan metabolisme tubuh.
Pencegahan
Hingga kini
belum ada tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah anoreksia.
No comments:
Post a Comment