Penyakit Buta Warna : Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya

adsense 336x280

Pengertian
Buta warna merupakan kondisi ketika seseorang masih bisa melihat warna, namun tidak mampu membedakan warna-warna tersebut. Buta warna umumnya diwariskan dari orang tua dan lebih banyak ditemukan pada laki-laki (5–8%).

Jenis buta warna yang paling banyak ditemui adalah buta warna merah-hijau. Pada kasus ini, merah dan hijau terlihat sebagai warna yang sama, yaitu kecokelatan.

Gejala
Gejala buta warna dapat ringan maupun berat. Kebanyakan penderita mengalami gejala ringan, sehingga tidak sadar bahwa mereka buta warna.

Orang tua biasanya curiga anak mengalami buta warna ketika sulit membedakan warna yang muncul di lampu lalu lintas, atau kesulitan menyebutkan materi edukasi terkait warna.

Gejala buta warna yang umumnya terjadi adalah:

Sulit membedakan warna dan kecerahan warna.
Sulit membedakan bayangan warna yang mirip, seperti merah dengan hijau atau biru dengan kuning.
Orang yang tidak dapat membedakan warna sama sekali, atau semua warna terlihat abu-abu, disebut dengan akromatopsia. Kondisi ini sangat jarang, dan biasanya berhubungan dengan ambliopia (mata malas), nistagmus (gerakan mata cepat dan tidak disadari), sensitif terhadap cahaya, dan buruknya ketajaman penglihatan.

Diagnosis
Buta warna dapat diperiksa melalui tes sederhana, yang disebut tes Ishihara. Tes ini menunjukkan pola-pola yang dibentuk oleh titik-titik berwarna.

Orang yang tidak buta warna dapat menyebutkan angka atau bentuk di antara titik-titik tersebut. Sedangkan mereka yang buta warna akan kesulitan atau bahkan tidak melihat pola apa pun. Jika hasil tes positif, dokter akan melakukan tes konfirmasi yang lebih kompleks.

Penyebab
Proses melihat warna dari berbagai spektrum cahaya merupakan hal yang kompleks. Proses ini dimulai dari kemampuan mata dalam membedakan tiga warna utama, yaitu merah, hijau, dan biru. Cahaya memasuki mata melalui kornea, melewati lensa dan badan vitreus, menuju sel-sel kerucut di retina.

Sel kerucut mengandung zat-zat kimia, yang berperan dalam membedakan warna. Orang dengan sel kerucut yang normal dapat membedakan berbagai warna dengan mudah. Sedangkan mereka yang kekurangan zat-zat kimia dalam sel kerucut tersebut hanya dapat melihat dua dari tiga warna utama tersebut.

Kebanyakan kasus buta warna merupakan kelainan kongenital (bawaan lahir), yang biasanya diturunkan dari ibu ke anak laki-laki. Kelainan ini dapat ringan hingga berat, dialami oleh kedua mata, dan tingkat keparahannya tidak akan berubah seiring usia.

Ada pula buta warna yang didapat atau disebabkan oleh gangguan pada retina atau saraf mata akibat cedera, efek samping obat-obatan, kelainan metabolik atau pembuluh darah. Buta warna jenis ini biasanya hanya terjadi di satu mata, dan cenderung memburuk seiring berjalannya waktu.

Berikut adalah berbagai faktor risiko yang meningkatkan peluang seseorang mengalami buta warna:

Jenis kelamin pria. Peluang mengalami buta warna kongenital lebih tinggi pada pria daripada wanita, yaitu sebanyak 1 dari 10 pria.
Penuaan. Kemampuan melihat dan membedakan warna perlahan-lahan akan menurun seiring dengan bertambahnya usia.
Penyakit. Beberapa penyakit yang dapat menurunkan kemampuan melihat warna, yaitu anemia sel sabut, diabetes, degenerasi makular, penyakit alzheimer, glaukoma, penyakit parkinson, alkoholisme, dan leukemia.
Obat-obatan. Obat-obatan yang ditujukan untuk penyakit jantung, tekanan darah tinggi, reumatoid artritis, disfungsi ereksi, infeksi, gangguan saraf dan psikologis dapat menurunkan kemampuan melihat dan membedakan warna.
Zat kimia. Kemampuan melihat dan membedakan warna dapat menghilang akibat terpapar zat kimia, seperti karbon disulfida dan penyubur kimia.

Pengobatan
Buta warna kongenital tidak dapat diobati, dan biasanya tidak menyebabkan kecacatan yang bermakna. Lensa kontak atau kacamata dengan filter khusus dapat membantu penderita buta warna kongenital membedakan warna-warna yang serupa. Namun, penggunaan alat bantu ini tetap tidak dapat sepenuhnya mengoreksi ketidakmampuan mata untuk melihat berbagai warna.

Kemampuan membedakan warna pada buta warna yang didapat akibat penyakit atau obat-obatan tertentu akan membaik jika penyebabnya diobati.
Kapan harus ke dokter

Segera kunjungi dokter apabila mengalami gangguan penglihatan yang muncul secara tiba-tiba atau memburuk dengan cepat, dan memengaruhi kemampuan Anda membedakan warna.

Pencegahan
Belum ada anjuran khusus untuk mencegah buta warna. Namun Anda dapat menjalani tes Ishihara, baik di rumah maupun dengan dokter, jika terdapat riwayat buta warna dalam keluarga, atau curiga mengalami buta warna.

Khusus untuk anak, pemeriksaan mata dan tes buta warna perlu dilakukan sebelum memasuki usia sekolah.

adsense 336x280

0 Response to "Penyakit Buta Warna : Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya"

Post a Comment