Pengertian
Bronkiektasis
merupakan kondisi jangka panjang di mana jalan napas pada paru-paru menjadi
lebih lebar secara abnormal. Kondisi ini menyebabkan penumpukan lendir berlebih
dan membuat paru-paru menjadi lebih rentan terhadap infeksi.
Bronkiektasis
dapat terjadi apabila jaringan dan otot yang mengelilingi bronkus (saluran
napas menuju paru-paru) mengalami kerusakan. Kerusakan ini dapat dipicu karena
berbagai penyakit seperti fibrosis, infeksi paru, pneumonia, tuberkulosis, dan
penyakit autoimun seperti AIDS.
Penyebab
Bronkiektasis
disebabkan oleh kerusakan dan pelebaran pada jalan napas di paru-paru. Hal ini
dapat terjadi akibat dari infeksi atau kondisi lainnya. Namun terkadang
penyebabnya tidak diketahui.
Paru-paru secara
terus-menerus terekspos oleh kuman yang ada di udara dan tubuh pada dasarnya
memiliki sistem daya tahan yang berfungsi untuk menjaga agar paru-paru bebas dari infeksi. Bila kuman
atau benda asing menyerang tubuh, sel daya tahan tubuh akan mengeluarkan bahan
kimia untuk membantu melawan infeksi, yang dapat menyebabkan terjadinya
peradangan pada jaringan di sekitar.
Pada sebagian
besar orang, proses peradangan dapat berlangsung dan selesai tanpa menyebabkan
komplikasi bila ditangani dengan baik. Namun, bronkiektasis dapat terjadi
apabila peradangan menyebabkan kerusakan permanen dari jaringan elastis dan
otot di sekitar bronkus, yang menyebabkan terjadinya pelebaran.
Kondisi tersebut
mengakibatkan bronkus yang mengalami kerusakan terisi oleh lendir yang
berlebih, menyebabkan batuk yang menetap, dan membuat paru-paru lebih rentan
terhadap infeksi. Bila paru-paru mengalami infeksi berulang, hal ini dapat
menyebabkan peradangan yang berulang dan bronkus akan menjadi lebih lebar.
Pada sekitar
separuh dari kasus bronkiektasis, tidak ada penyebab jelas yang dapat
ditemukan. Namun, sebagian pencetus umum yang teridentifikasi dapat berupa
infeksi pada masa kanak-kanak. Beberapa di antaranya adalah pneumonia berat,
batuk rejan, tuberkulosis, atau campak, penurunan kemampuan sistem daya tahan
tubuh, kelainan pada silia (struktur berbentuk rambut yang melapisi jalan
napas), aspirasi (masuknya benda padat atau cair ke saluran pernapasan), atau
berbagai kondisi kesehatan lainnya.
Gejala
Gejala yang
paling sering diamati pada bronkiektasis adalah batuk yang persisten disertai
dengan jumlah dahak yang banyak setiap harinya. Dahak dapat berwarna jernih,
kuning pucat, atau kuning kehijauan. Namun, sebagian individu lain dengan
bronkiektasis juga dapat memiliki dahak dalam jumlah sedikit atau tidak sama
sekali.
Tanda dan gejala
lain yang dapat timbul pada bronkiektasis adalah:
Sesak napas
Mengi
Batuk darah atau
dengan dahak yang disertai darah
Nyeri dada
Nyeri pada
persendian
Clubbing fingers
(penebalan jaringan di bawah kuku yang membuat ujung jari menjadi berbentuk
bulat)
Diagnosis
Diagnosis dari
bronkiektasis ditentukan berdasarkan wawancara medis yang mendetail,
pemeriksaan fisik secara langsung, dan pemeriksaan penunjang bila dinilai
diperlukan. Pada wawancara medis, dokter dapat menanyakan mengenai gejala yang
dialami, seperti seberapa sering Anda mengalami batuk, apakah terdapat dahak,
dan apakah ada riwayat merokok.
Pemeriksaan
fisik yang dapat dilakukan mencakup mendengarkan suara napas dengan menggunakan
stetoskop. Pada individu dengan bronkiektasis sering kali terdapat suara
berderak saat menarik dan membuang napas.
Selain itu,
beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:
Foto rontgen.
Foto rontgen dengan sinar X dapat dilakukan untuk melihat struktur dari
paru-paru dan menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain.
Pemeriksaan
dahak. Bila dokter mencurigai bahwa Anda mengalami infeksi paru-paru, dapat
juga dilakukan pengambilan sampel dahak untuk dilakukan analisis dahak.
Pemeriksaan
darah. Untuk melihat adanya infeksi serta sel-sel dari sistem daya tahan tubuh.
Pemeriksaan uji
fungsi paru. Dilakukan dengan alat spirometer untuk menilai kinerja paru-paru.
Bronkoskopi.
Bila dinilai perlu, dapat dilakukan pemeriksaan dengan memasukkan selang
fleksibel dengan kamera pada ujung untuk melihat struktur dari paru-paru.
Pemeriksaan ini umumnya dilakukan bila terdapat aspirasi benda asing.
Penanganan
Kerusakan
paru-paru yang dikaitkan dengan bronkiektasis umumnya permanen, tetapi penanganan
dapat dilakukan untuk mencegah perburukan kondisi. Pada sebagian besar kasus,
penanganan umumnya mencakup kombinasi dari beberapa modalitas terapi.
Beberapa jenis
penanganan pada bronkiektasis adalah:
Olahraga. Ada
beberapa pilihan olahraga yang dapat dilakukan untuk mengeluarkan dahak dari
paru-paru, yang dapat membantu mengatasi batuk dan sesak napas pada individu
dengan bronkiektasis, termasuk latihan teknik pernapasan dan drainase postural.
Pengobatan. Pada
sebagian kasus, pengobatan dapat diberikan untuk membantu proses pernapasan
atau pengeluaran dahak dari paru-paru. Pengobatan dapat diberikan secara
inhalasi maupun oral. Jenis-jenis pengobatan yang dapat diberikan mencakup obat
antibiotik dan obat untuk gejala yang dialami, sesuai dengan indikasi.
Pembedahan.
Pembedahan cukup jarang dilakukan, dan hanya direkomendasikan apabila
bronkiektasis memengaruhi satu bagian dari paru-paru saja dan gejala tidak
menunjukkan perbaikan dengan penanganan jenis lainnya.
Pencegahan
Agar terhindar
dari bronkiektasis, sangat penting untuk mencegah infeksi paru-paru dan
kerusakan paru-paru yang dapat menyebabkan kondisi tersebut. Vaksinasi
anak-anak untuk campak dan batuk rejan dapat mencegah infeksi yang terkait dengan
hal-hal tersebut, serta komplikasi yang dapat berupa bronkiektasis.
Selain itu, juga
disarankan untuk menghindari berada di sekitar gas beracun, rokok, asap, dan
zat-zat berbahaya lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan paru-paru.
0 Response to "Penyakit Bronkiektasis : Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya"
Post a Comment