Penyakit Bronkiektasis : Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya

adsense 336x280

Pengertian
Bronkiektasis merupakan kondisi jangka panjang di mana jalan napas pada paru-paru menjadi lebih lebar secara abnormal. Kondisi ini menyebabkan penumpukan lendir berlebih dan membuat paru-paru menjadi lebih rentan terhadap infeksi.

Bronkiektasis dapat terjadi apabila jaringan dan otot yang mengelilingi bronkus (saluran napas menuju paru-paru) mengalami kerusakan. Kerusakan ini dapat dipicu karena berbagai penyakit seperti fibrosis, infeksi paru, pneumonia, tuberkulosis, dan penyakit autoimun seperti AIDS.

Penyebab
Bronkiektasis disebabkan oleh kerusakan dan pelebaran pada jalan napas di paru-paru. Hal ini dapat terjadi akibat dari infeksi atau kondisi lainnya. Namun terkadang penyebabnya tidak diketahui.

Paru-paru secara terus-menerus terekspos oleh kuman yang ada di udara dan tubuh pada dasarnya memiliki sistem daya tahan yang berfungsi untuk menjaga  agar paru-paru bebas dari infeksi. Bila kuman atau benda asing menyerang tubuh, sel daya tahan tubuh akan mengeluarkan bahan kimia untuk membantu melawan infeksi, yang dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada jaringan di sekitar.

Pada sebagian besar orang, proses peradangan dapat berlangsung dan selesai tanpa menyebabkan komplikasi bila ditangani dengan baik. Namun, bronkiektasis dapat terjadi apabila peradangan menyebabkan kerusakan permanen dari jaringan elastis dan otot di sekitar bronkus, yang menyebabkan terjadinya pelebaran.

Kondisi tersebut mengakibatkan bronkus yang mengalami kerusakan terisi oleh lendir yang berlebih, menyebabkan batuk yang menetap, dan membuat paru-paru lebih rentan terhadap infeksi. Bila paru-paru mengalami infeksi berulang, hal ini dapat menyebabkan peradangan yang berulang dan bronkus akan menjadi lebih lebar.

Pada sekitar separuh dari kasus bronkiektasis, tidak ada penyebab jelas yang dapat ditemukan. Namun, sebagian pencetus umum yang teridentifikasi dapat berupa infeksi pada masa kanak-kanak. Beberapa di antaranya adalah pneumonia berat, batuk rejan, tuberkulosis, atau campak, penurunan kemampuan sistem daya tahan tubuh, kelainan pada silia (struktur berbentuk rambut yang melapisi jalan napas), aspirasi (masuknya benda padat atau cair ke saluran pernapasan), atau berbagai kondisi kesehatan lainnya.

Gejala
Gejala yang paling sering diamati pada bronkiektasis adalah batuk yang persisten disertai dengan jumlah dahak yang banyak setiap harinya. Dahak dapat berwarna jernih, kuning pucat, atau kuning kehijauan. Namun, sebagian individu lain dengan bronkiektasis juga dapat memiliki dahak dalam jumlah sedikit atau tidak sama sekali.

Tanda dan gejala lain yang dapat timbul pada bronkiektasis adalah:

Sesak napas
Mengi
Batuk darah atau dengan dahak yang disertai darah
Nyeri dada
Nyeri pada persendian
Clubbing fingers (penebalan jaringan di bawah kuku yang membuat ujung jari menjadi berbentuk bulat)

Diagnosis
Diagnosis dari bronkiektasis ditentukan berdasarkan wawancara medis yang mendetail, pemeriksaan fisik secara langsung, dan pemeriksaan penunjang bila dinilai diperlukan. Pada wawancara medis, dokter dapat menanyakan mengenai gejala yang dialami, seperti seberapa sering Anda mengalami batuk, apakah terdapat dahak, dan apakah ada riwayat merokok.

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan mencakup mendengarkan suara napas dengan menggunakan stetoskop. Pada individu dengan bronkiektasis sering kali terdapat suara berderak saat menarik dan membuang napas.

Selain itu, beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:

Foto rontgen. Foto rontgen dengan sinar X dapat dilakukan untuk melihat struktur dari paru-paru dan menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain.
Pemeriksaan dahak. Bila dokter mencurigai bahwa Anda mengalami infeksi paru-paru, dapat juga dilakukan pengambilan sampel dahak untuk dilakukan analisis dahak.
Pemeriksaan darah. Untuk melihat adanya infeksi serta sel-sel dari sistem daya tahan tubuh.
Pemeriksaan uji fungsi paru. Dilakukan dengan alat spirometer untuk menilai kinerja paru-paru.
Bronkoskopi. Bila dinilai perlu, dapat dilakukan pemeriksaan dengan memasukkan selang fleksibel dengan kamera pada ujung untuk melihat struktur dari paru-paru. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan bila terdapat aspirasi benda asing.

Penanganan
Kerusakan paru-paru yang dikaitkan dengan bronkiektasis umumnya permanen, tetapi penanganan dapat dilakukan untuk mencegah perburukan kondisi. Pada sebagian besar kasus, penanganan umumnya mencakup kombinasi dari beberapa modalitas terapi.

Beberapa jenis penanganan pada bronkiektasis adalah:

Olahraga. Ada beberapa pilihan olahraga yang dapat dilakukan untuk mengeluarkan dahak dari paru-paru, yang dapat membantu mengatasi batuk dan sesak napas pada individu dengan bronkiektasis, termasuk latihan teknik pernapasan dan drainase postural.
Pengobatan. Pada sebagian kasus, pengobatan dapat diberikan untuk membantu proses pernapasan atau pengeluaran dahak dari paru-paru. Pengobatan dapat diberikan secara inhalasi maupun oral. Jenis-jenis pengobatan yang dapat diberikan mencakup obat antibiotik dan obat untuk gejala yang dialami, sesuai dengan indikasi.
Pembedahan. Pembedahan cukup jarang dilakukan, dan hanya direkomendasikan apabila bronkiektasis memengaruhi satu bagian dari paru-paru saja dan gejala tidak menunjukkan perbaikan dengan penanganan jenis lainnya.

Pencegahan
Agar terhindar dari bronkiektasis, sangat penting untuk mencegah infeksi paru-paru dan kerusakan paru-paru yang dapat menyebabkan kondisi tersebut. Vaksinasi anak-anak untuk campak dan batuk rejan dapat mencegah infeksi yang terkait dengan hal-hal tersebut, serta komplikasi yang dapat berupa bronkiektasis.

Selain itu, juga disarankan untuk menghindari berada di sekitar gas beracun, rokok, asap, dan zat-zat berbahaya lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan paru-paru.

adsense 336x280

0 Response to "Penyakit Bronkiektasis : Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya"

Post a Comment