Penyakit Borderline Personality Disorder : Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya

adsense 336x280

Pengertian
Gangguan kepribadian ambang atau boderline personality disorder (BPD) adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan hubungan yang tidak stabil dengan orang lain. Gangguan kepribadian jenis ini terjadi pada sekitar 2–3% dari populasi umum.

Penyakit Borderline Personality Disorder

Kepribadian seseorang merupakan pola perilaku yang berlangsung lama, berhubungan dengan lingkungan dan diri sendiri. Ketika pola perilaku ini menjadi maladaptif (penyesuaian diri terganggu) dan menyebabkan hendaya (perilaku menyimpang), maka kondisi tersebut dinamakan gangguan kepribadian.

Boderline personality disorder (BPD) dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Penderitanya sering memiliki perasaan takut ditinggalkan dan ditolak, merasa cemas, marah, dan tidak berarti. Mereka juga cenderung menyakiti diri sendiri dan orang lain. Selain itu, penderita BPD juga sering mengalami perubahan mood.

Penyebab
Penyebab boderline personality disorder (BPD) masih belum diketahui secara pasti. Namun diduga karena adanya faktor genetik.

Kondisi lingkungan kemudian bisa berperan dalam memicu terjadinya gangguan kepribadian ini. Salah satu contoh faktor lingkungan yang berperan memicu munculnya gangguan kepribadian ambang adalah pelecehan verbal, pelecehan seksual, dan pola asuh serta perilaku yang salah saat masa kanak-kanak.
  
Diagnosis
Berdasarkan Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder IV (DSM IV), boderline personality disorder (BPD) adalah suatu pola menetap dari ketidakstabilan beberapa hal sekaligus, mulai dari hubungan interpersonal, ketidakstabilan gambaran diri, mood atau emosi, ditambah pola tingkah laku yang impulsif (tak bisa menahan diri). Hal tersebut tampak nyata dan biasanya dimulai pada masa dewasa awal.

Gangguan ini bisa terwujud dalam berbagai konteks, seperti ditunjukkan oleh  hal-hal berikut:

Usaha yang tidak beraturan untuk menghindari penolakan yang nyata atau imajiner. Catatan: tidak termasuk bunuh diri dan perilaku menyakiti diri seperti yang tertuang pada poin ke-5.
Sebuah pola hubungan interpersonal yang tidak stabil dan terus menerus yang ditandai dengan pertukaran antara idealisasi dan devaluasi yang ekstrem.
Gangguan identitas, ketidakstabilan gambaran diri atau perasaan diri yang nyata dan terus menerus.
Perilaku impulsif pada setidaknya dua area yang mempunyai efek potensial perusakan diri (contoh: belanja, seks, penyalahgunaan zat, berkendaraan dengan ceroboh, makan dan minum berlebihan). Catatan: tidak termasuk perilaku bunuh diri atau melukai diri yang terdapat pada kriteria ke-5.
Perilaku, isyarat, atau ancaman bunuh diri yang sering atau perilaku melukai diri.
Emosi yang tidak stabil yang ditandai mood yang reaktif (contoh: episode disforia atau kemurungan yang berlebihan, mudah tersinggung, atau kecemasan yang berlangsung beberapa jam dan jarang lebih dari 2 hari)
Perasaan kosong yang kronis.
Marah yang tidak sesuai, sering, atau kesulitan mengendalikan amarah (contoh: sering menunjukkan perangai kasar, marah yang konstan, sering berkelahi).
Ide paranoid yang berhubungan dengan stres yang berlangsung sementara atau gejala disosiatif atau sulit berinteraksi yang parah

Gejala 
Gejala boderline personality disorder (BPD) cukup bervariasi, beberapa tandanya adalah sebagai berikut:

gangguaan pemahaman identitas
impulsif, tidak berpikir panjang
reaksi  emosi yang intens dan sulit terkontrol
perilaku yang merusak diri sendiri (self-harm) dan bunuh diri
disosiasi, sulit berinteraksi normal dengan orang lain atau suatu kelompok
umumnya terdapat depresi, kecemasan berlebihan, kemarahan  tidak pada tempatnya, dan penyalahgunaan obat-obatan
Pasien dengan BPD memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap penolakan atau kritik

Pengobatan
Pengobatan boderline personality disorder (BPD) pada dasarnya harus merupakan kombinasi antara psikoterapi dengan pengobatan farmakologi untuk mendapatkan hasil yang optimal. Psikoterapi adalah terapi pilihan untuk BPD. Salah satu contoh psikoterapi yang dapat digunakan adalah cognitive behavioral therapy (CBT). Terapi ini berupaya mengubah perilaku meyimpang dan kepercayaannya dengan melakukan identifikasi masalah pasien.

Golongan obat yang dapat digunakan adalah obat golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI). Pasien yang mendapatkan obat golongan ini diketahui menunjukkan perbaikan dari segi kemarahan dan perilaku agresif.

Pencegahan
Sampai saat ini belum ditemukan metode yang efektif dalam pencegahan boderline personality disorder (BPD). Namun, salah satu pemicu munculnya gangguan kepribadian ini adalah faktor lingkungan, seperti pola perilaku yang salah di sekitarnya. Perilaku yang salah tersebut, baik secara verbal, adanya kekerasan seksual, dan pelecehan emosional saat masa kanak-kanak.

Oleh karena itu, menciptakan lingkungan yang positif, serta relatif aman dan bebas dari berbagai pelecehan verbal dan fisik sangat dibutuhkan. Dengan demikian anak dapat tumbuh dan berkembang lebih sehat serta optimal.


adsense 336x280

0 Response to "Penyakit Borderline Personality Disorder : Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya"

Post a Comment