Pengertian
Gangguan
kepribadian ambang atau boderline personality disorder (BPD) adalah gangguan
kepribadian yang ditandai dengan hubungan yang tidak stabil dengan orang lain.
Gangguan kepribadian jenis ini terjadi pada sekitar 2–3% dari populasi umum.
Kepribadian
seseorang merupakan pola perilaku yang berlangsung lama, berhubungan dengan
lingkungan dan diri sendiri. Ketika pola perilaku ini menjadi maladaptif (penyesuaian
diri terganggu) dan menyebabkan hendaya (perilaku menyimpang), maka kondisi
tersebut dinamakan gangguan kepribadian.
Boderline
personality disorder (BPD) dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Penderitanya sering memiliki perasaan takut ditinggalkan dan ditolak, merasa
cemas, marah, dan tidak berarti. Mereka juga cenderung menyakiti diri sendiri
dan orang lain. Selain itu, penderita BPD juga sering mengalami perubahan mood.
Penyebab
Penyebab
boderline personality disorder (BPD) masih belum diketahui secara pasti. Namun
diduga karena adanya faktor genetik.
Kondisi
lingkungan kemudian bisa berperan dalam memicu terjadinya gangguan kepribadian
ini. Salah satu contoh faktor lingkungan yang berperan memicu munculnya
gangguan kepribadian ambang adalah pelecehan verbal, pelecehan seksual, dan
pola asuh serta perilaku yang salah saat masa kanak-kanak.
Diagnosis
Berdasarkan
Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder IV (DSM IV), boderline
personality disorder (BPD) adalah suatu pola menetap dari ketidakstabilan
beberapa hal sekaligus, mulai dari hubungan interpersonal, ketidakstabilan
gambaran diri, mood atau emosi, ditambah pola tingkah laku yang impulsif (tak
bisa menahan diri). Hal tersebut tampak nyata dan biasanya dimulai pada masa
dewasa awal.
Gangguan ini
bisa terwujud dalam berbagai konteks, seperti ditunjukkan oleh hal-hal berikut:
Usaha yang tidak
beraturan untuk menghindari penolakan yang nyata atau imajiner. Catatan: tidak
termasuk bunuh diri dan perilaku menyakiti diri seperti yang tertuang pada poin
ke-5.
Sebuah pola
hubungan interpersonal yang tidak stabil dan terus menerus yang ditandai dengan
pertukaran antara idealisasi dan devaluasi yang ekstrem.
Gangguan
identitas, ketidakstabilan gambaran diri atau perasaan diri yang nyata dan
terus menerus.
Perilaku
impulsif pada setidaknya dua area yang mempunyai efek potensial perusakan diri
(contoh: belanja, seks, penyalahgunaan zat, berkendaraan dengan ceroboh, makan
dan minum berlebihan). Catatan: tidak termasuk perilaku bunuh diri atau melukai
diri yang terdapat pada kriteria ke-5.
Perilaku,
isyarat, atau ancaman bunuh diri yang sering atau perilaku melukai diri.
Emosi yang tidak
stabil yang ditandai mood yang reaktif (contoh: episode disforia atau
kemurungan yang berlebihan, mudah tersinggung, atau kecemasan yang berlangsung
beberapa jam dan jarang lebih dari 2 hari)
Perasaan kosong
yang kronis.
Marah yang tidak
sesuai, sering, atau kesulitan mengendalikan amarah (contoh: sering menunjukkan
perangai kasar, marah yang konstan, sering berkelahi).
Ide paranoid
yang berhubungan dengan stres yang berlangsung sementara atau gejala disosiatif
atau sulit berinteraksi yang parah
Gejala
Gejala boderline
personality disorder (BPD) cukup bervariasi, beberapa tandanya adalah sebagai
berikut:
gangguaan
pemahaman identitas
impulsif, tidak
berpikir panjang
reaksi emosi yang intens dan sulit terkontrol
perilaku yang
merusak diri sendiri (self-harm) dan bunuh diri
disosiasi, sulit
berinteraksi normal dengan orang lain atau suatu kelompok
umumnya terdapat
depresi, kecemasan berlebihan, kemarahan
tidak pada tempatnya, dan penyalahgunaan obat-obatan
Pasien dengan
BPD memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap penolakan atau kritik
Pengobatan
Pengobatan
boderline personality disorder (BPD) pada dasarnya harus merupakan kombinasi
antara psikoterapi dengan pengobatan farmakologi untuk mendapatkan hasil yang
optimal. Psikoterapi adalah terapi pilihan untuk BPD. Salah satu contoh
psikoterapi yang dapat digunakan adalah cognitive behavioral therapy (CBT).
Terapi ini berupaya mengubah perilaku meyimpang dan kepercayaannya dengan
melakukan identifikasi masalah pasien.
Golongan obat
yang dapat digunakan adalah obat golongan Selective Serotonin Reuptake
Inhibitor (SSRI). Pasien yang mendapatkan obat golongan ini diketahui
menunjukkan perbaikan dari segi kemarahan dan perilaku agresif.
Pencegahan
Sampai saat ini
belum ditemukan metode yang efektif dalam pencegahan boderline personality
disorder (BPD). Namun, salah satu pemicu munculnya gangguan kepribadian ini
adalah faktor lingkungan, seperti pola perilaku yang salah di sekitarnya.
Perilaku yang salah tersebut, baik secara verbal, adanya kekerasan seksual, dan
pelecehan emosional saat masa kanak-kanak.
Oleh karena itu,
menciptakan lingkungan yang positif, serta relatif aman dan bebas dari berbagai
pelecehan verbal dan fisik sangat dibutuhkan. Dengan demikian anak dapat tumbuh
dan berkembang lebih sehat serta optimal.
0 Response to "Penyakit Borderline Personality Disorder : Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya"
Post a Comment