Pengertian
Atresia ani
adalah kelainan bawaan yang berhubungan dengan sistem pencernaan. Kelainan ini
menyebabkan tidak sempurnanya pembentukan saluran dari rektum (tempat
penyimpanan feses sementara pada usus besar) sampai ke anus.
Kelainan ini
sangat luas dan bervariasi, mulai dari munculnya jaringan kecil yang tidak
normal hingga kondisi yang sangat kompleks.
Diagnosis
Pemeriksaan anus
pada bayi yang baru lahir wajib dilakukan. Biasanya dokter juga akan memeriksa
perut bayi apakah ada tanda-tanda buncit dan kembung. Pemeriksaan sinar X dan
USG (ultrasonografi) pada area perut dapat dilakukan untuk memastikan gangguan
yang ada dan sejauh mana kelainan anus yang terjadi.
Pemeriksaan
penunjang lain juga bermanfaat untuk mendeteksi kemungkinan kelainan yang
terjadi, seperti:
Sinar X dan USG
tulang belakang.
Ekokardiogram
jantung yang menggunakan gelombang suara untuk mendiagnosis berbagai kondisi
jantung yang akurat.
MRI (Magnetic
Resonance Imaging) atau pemeriksaan menggunakan medan magnet dan gelombang
frekuensi radio pada area esofagus, yakni saluran yang menghubungkan antara
kerongkongan dengan lambung.
Gejala
Atresia ani
biasanya sudah terlihat langsung saat bayi baru saja lahir. Gejalanya meliputi:
Tidak ada lubang
anus.
Lubang anus di
tempat yang salah, misalnya terlalu dekat dengan vagina.
Tidak buang air
besar dalam jangka waktu 24–48 jam kelahiran.
Feses keluar
dari saluran yang salah, seperti dari uretra, vagina, skrotum (kantong testis)
atau dasar dari penis.
Distensi abdomen
(perut buncit dan kembung)
Terdapat fistula
atau saluran yang tidak normal seperti antara rektum dan sistem reproduksi atau
sistem urinary yang merupakan tempat terjadinya penyaringan darah.
Penyakit ini
biasanya berjalan bersama dengan penyakit bawaan lain, seperti kelainan pada
jantung, ginjal, hingga gerak tubuh.
Pengobatan
Manajemen bayi
dengan kasus atresia ani sangat penting. Ketika bayi juga mengalami distensi
abdomen, dehidrasi dan sepsis (keracunan yang disebabkan oleh proses
pembusukan), tindakan awal untuk mengembalikan fungsi pernafasan serta jantung
dan pemberian antibiotik harus dilakukan terlebih dahulu.
Setelah itu,
Anda dapat melakukan pemeriksaan secara menyeluruh mengenai kelainan atresia
ani yang terjadi. Kemudian, prosedur kolostomi (membuat saluran usus ke dinding
perut) dapat dilakukan terlebih dahulu sebelum operasi dilakukan.
Pencegahan
Beberapa
kelainan bawaan memang tidak dapat dicegah, tetapi ada beberapa hal yang dapat
Anda lakukan untuk mengurangi risiko terjadinya atresia ani:
Hindari konsumsi
rokok dan kontak dengan asap rokok
Hindari konsumsi
alkohol
Hindari konsumsi
obat terlarang
Konsumsi makanan
yang bergizi dan vitamin
Olahraga dan
istirahat yang cukup
Bagi ibu hamil,
lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin
Konsumsi
suplemen yang mengandung asam folat
0 Response to "Penyakit Atresia Ani : Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya"
Post a Comment