Pengertian
ADHD atau
attention deficit hyperactivity disorder lebih dikenal dengan istilah
hiperaktif. ADHD merupakan gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas
motorik anak-anak yang dapat berlangsung hingga dewasa. Kondisi ini menyebabkan
penderitanya cenderung hiperaktif, impulsif, dan sulit memusatkan perhatian.
Beberapa
komplikasi yang dapat terjadi pada penderita ADHD adalah adanya gangguan dalam
belajar sehingga mengganggu prestasi akademis, meningkatnya kejadian kecelakaan
seperti trauma kepala atau patah tulang, rasa kepercayaan diri yang rendah,
sulit berinteraksi dengan orang lain, hingga rentan untuk mengonsumsi narkoba
atau minuman beralkohol.
Diagnosis
Hingga saat ini,
tidak ada satu pemeriksaan yang dapat mendiagnosis ADHD. Pada umumnya, untuk
mendiagnosis ADHD, seseorang harus memiliki gejala yang berlangsung lebih dari
enam bulan. Gejala tersebut juga harus muncul pada situasi yang berbeda-beda.
Biasanya dokter
akan mendiagnosis ADHD berdasarkan pedoman dari Diagnostic and Statistical
Manual. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan penglihatan serta pendengaran.
Pemeriksaan tambahan yang mungkin dilakukan adalah electroencephalograph.
Jika ADHD
terjadi pada orang dewasa, maka dokter harus menggali riwayat sewaktu masih
kecil dan remaja. Selain itu, dokter juga harus mewawancarai pasangan istri
atau suami, serta melakukan pemeriksaan nuerologis.
Gejala
Gejala yang
timbul pada kondisi ADHD dapat bervariasi, mulai dari yang ringan hingga berat.
Gejala ADHD yang sudah dapat dilihat sejak usia bayi adalah:
• Sensitif
terhadap suara dan cahaya
• Sering
menangis
• Suka menjerit
• Kesulitan
tidur
• Sulit
mengonsumsi ASI
• Tidak senang
bila digendong
Sementara itu,
gejala yang terlihat pada anak yang lebih besar adalah:
• Selalu
bergerak atau aktif
• Mudah merasa
bosan
• Tampak
canggung
• Sering
mengalami kecelakaan, misalnya terjatuh atau terbentur
• Lebih ribut
dibandingkan anak-anak lainnya
• Kurang
konsentrasi
• Mudah marah
• Nafsu makan
buruk
• Koordinasi
mata dan tangan tidak baik
• Suka menyakiti
diri sendiri
• Mengalami
gangguan tidur
Pengobatan
Umumnya ADHD
sulit untuk disembuhkan. Hal yang bisa Anda lakukan adalah mengurangi gejala
agar kondisi tersebut tidak menjadi masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila gejala
sedang kambuh, jangan panik dan mudah emosi. Segeralah bawa anak Anda ke dokter
untuk konsultasi. Ingat, perilaku sabar dalam menangani anak adalah kunci untuk
menghindari risiko yang tidak diinginkan.
Berikut ini
hal-hal yang penting dilakukan jika Anda memiliki anak yang menderita ADHD:
• Memberikan
makanan yang bernutrisi tinggi
• Ajak anak
untuk berkomunikasi dan bercerita
• Rencanakan
hari anak dengan aktivitas bermutu
• Seimbangkan
waktu istirahat dan aktivitas fisik anak.
• Berikan anak
instruksi yang jelas saat Anda memintanya melakukan sesuatu
• Jauhkan benda
tajam dan benda yang mudah pecah dari jangkauan anak
Apabila Anda
yang menderita ADHD, terapkanlah hal-hal berikut:
• Buat rencana
harian dan cobalah untuk selalu melaksanakan rencana tersebut
• Lakukan
olahraga secara teratur
• Cari cara
untuk lebih rileks
• Lakukan
kontrol ke dokter secara rutin
• Apabila Anda
memiliki pekerjaan, diskusikan kondisi Anda dengan atasan dan kolega
Selain cara-cara
tersebut, ada beberapa terapi yang juga bisa dilakukan pasien, yaitu:
Terapi
obat-obatan. Obat yang biasanya diberikan adalah obat golongan methylphenidate,
dexamfetamine, lisdexamfetamine, dan atomoxetine.
Terapi nutrisi
dan diet. Orang-orang yang menderita ADHD harus menerapkan diet yang bernutrisi
tinggi dan seimbang. Hindari konsumsi makanan yang mengandung pengawet atau
pewarna buatan.
Suplemen.
Beberapa studi menunjukkan bahwa omega-3 dan omega-6 bisa memberikan manfaat
bagi penderita ADHD.
Terapi lainnya.
Terapi lain yang bisa dilakukan adalah psikoedukasi, terapi perilaku, terapi
sosial, hingga terapi perilaku kognitif.
Pencegahan
Untuk mencegah
ADHD, hal yang harus Anda lakukan adalah menghindari faktor-faktor risikonya.
Lakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin saat hamil serta mengonsumsi makanan
bernutrisi tinggi. Hindari makanan yang mengandung pengawet dan pewarna buatan.
Jangan lupa untuk berolahraga secara teratur dan rajin mengonsumsi air putih.
Penyebab
Penyebab ADHD
belum diketahui dengan pasti. Namun, sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa
ADHD bisa disebabkan oleh gangguan genetik maupun lingkungan atau nongenetik.
Berikut ini
beberapa faktor nongenetik yang diyakini dapat meningkatkan seseorang untuk
menderita ADHD:
• Ibu yang
merokok atau mengonsumsi alkohol saat hamil
• Ibu yang
terekspos substansi beracun dari lingkungan sekitar
• Kelahiran
prematur
• Berat badan
lahir rendah.
• Mengacuhkan
anak, penyiksaan anak
• Bahan kimia
yang ada di makanan, seperti pewarna makanan
• Kurangnya
deteksi dini
No comments:
Post a Comment