Penyakit Aneurisma Aorta : Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya

adsense 336x280

Pengertian
Aneurisma aorta merupakan kondisi kesehatan di mana terdapat penonjolan yang abnormal pada dinding dari aorta. Ini adalah salah satu pembuluh darah utama yang menghantarkan darah dari jantung ke seluruh tubuh.

Penyakit Aneurisma Aorta

Aneurisma aorta dapat terjadi di bagian mana pun dari aorta, dan dapat berbentuk seperti tuba atau berbentuk bulat. Aneurisma aorta mencakup:

Aneurisma aorta abdominalis, yang terjadi pada bagian dari aorta yang melewati abdomen.
Aneurisma aorta torakalis, yang terjadi pada bagian dari aorta yang melewati rongga dada.
Pada sebagian kasus, penderita dapat mengalami aneurisma aorta abdominalis dan aneurisma aorta torakalis secara bersamaan. Memiliki aneurisma aorta dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami diseksi aorta.

Diseksi aorta terjadi apabila terdapat robekan pada lapisan dalam dari dinding aorta. Hal ini menyebabkan satu atau lebih lapisan dari dinding aorta menjadi terpisah, yang kemudian akan melemahkan dinding aorta.

Mengalami aneurisma aorta juga meningkatkan risiko terjadinya ruptur dari aneurisma tersebut.

Penyebab
Aneurisma aorta dapat disebabkan oleh apa pun yang menyebabkan kelemahan dinding aorta. Pada orang dewasa yang sehat, dinding aorta umumnya kuat dan dapat meregang untuk beradaptasi terhadap perubahan normal dari aliran darah. Namun, seiring dengan bertambahnya usia, dinding aorta dapat menjadi lebih lemah akibat dari tekanan darah tinggi, merokok, atau kadar kolesterol yang tinggi.

Titik lemah dari dinding aorta dapat mulai menonjol ke luar, dan seiring dengan bertambahnya ukuran tonjolan tersebut, risiko terjadinya ruptur juga semakin meningkat. Saat aneurisma mengalami ruptur, dapat terjadi perdarahan internal yang masif, yang membutuhkan penanganan segera.

Gejala
Pada tahap awal, aneurisma aorta dapat tidak menunjukkan tanda atau gejala. Ketika aneurisma menjadi semakin membesar, hal ini dapat menyebabkan timbulnya nyeri abdomen, dada, atau punggung. Namun, sebagian besar aneurisma tidak terdiagnosis hingga saat melakukan kunjungan ke dokter.

Sebaliknya, aneurisma yang mengalami ruptur merupakan kondisi gawat darurat medis dengan tanda dan gejala yang cukup nyata, termasuk:

Rasa nyeri yang tiba-tiba dan intens pada abdomen atau punggung
Pusing kepala
Rasa lemas
Penurunan tekanan darah
Peningkatan frekuensi denyut nadi
Sesak napas
Penurunan kesadaran

Diagnosis
Aneurisma aorta torakalis umumnya terdiagnosis pada saat pemeriksaan kesehatan rutin. Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi adanya aneurisma aorta torakalis adalah:

Pemeriksaan sinar X
Ekokardiogram
Computerized tomography (CT)
Magnetic resonance angiography (MRA), yang merupakan pemeriksaan menggunakan medan magnet untuk membuat pencitraan dari pembuluh darah
Aneurisma aorta abdominalis juga dapat ditemukan pada saat pemeriksaan kesehatan rutin. Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi adanya aneurisma aorta abdominalis adalah:

Ultrasonografi (USG) abdomen
Pemeriksaan sinar X
Ekokardiogram
Computerized tomography (CT)
Magnetic resonance angiography (MRA)

Penanganan
Pada tahap awal, aneurisma aorta tidak selalu membutuhkan penanganan. Jika ukuran aneurisma tergolong kecil, dokter akan melakukan pemantauan untuk mengevaluasi adanya perubahan. Bila aneurisma menyebabkan risiko kesehatan, dokter dapat merekomendasikan tindakan pembedahan untuk melakukan koreksi sebelum terjadi ruptur.

Terdapat dua tipe pembedahan korektif yang umumnya dapat dilakukan pada aneurisma, yakni pembedahan terbuka dan pembedahan endovaskular.

Pembedahan terbuka atau open surgery melibatkan insisi di daerah dada atau abdomen, mengangkat bagian dari aorta yang mengalami kerusakan, dan menggantikannya dengan graft. Masa penyembuhan pasca pembedahan umumnya beberapa minggu.

Pembedahan endovaskular atau endovascular surgery menggunakan metode minimal invasif, di mana kateter berukuran kecil dimasukkan melalui arteri femoralis di paha dan diarahkan ke bagian aorta yang mengalami kerusakan. Melalui ini, graft berukuran kecil dimasukkan dan diletakkan di bagian aorta yang mengalami kerusakan tersebut, guna memperkuat dinding aorta yang lemah untuk mencegah terjadinya ruptur.

Karena prosedur pembedahan ini tergolong minimal invasif, masa penyembuhan umumnya beberapa hari. Dokter juga dapat meresepkan pengobatan untuk mengendalikan tekanan darah dan kondisi lain yang menyebabkan semakin memburuknya aneurisma.

Pencegahan
Pemeriksaan skrining dapat direkomendasikan untuk orang yang berusia di atas 60 tahun, terutama pada mereka yang memiliki riwayat merokok atau riwayat anggota keluarga yang mengalami aneurisma.

Tidak terdapat hal spesifik yang dapat dilakukan untuk mencegah aneurisma aorta, akan tetapi perubahan gaya hidup dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan dan menurunkan risiko terjadinya aneurisma.

Beberapa langkah yang dapat diterapkan adalah:

Menjaga agar tekanan darah tetap berada dalam rentang yang baik
Menjaga agar kadar kolesterol tetap stabil
Melakukan aktivitas olahraga aerobik secara rutin
Menjaga berat badan agar tetap berada dalam rentang normal sesuai indeks massa tubuh (IMT)
Menghindari merokok
Membatasi asupan gula, garam, dan makanan berlemak

adsense 336x280

0 Response to "Penyakit Aneurisma Aorta : Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya"

Post a Comment