Penyakit Amenorea : Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya

adsense 336x280

Pengertian
Tidak haid, atau dalam bahasa medis dikenal sebaga amenorea, merupakan keadaaan tidak terjadi menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan, menyusui, dan setelah menopause.

Penyakit Amenorea

Siklus menstruasi normal seorang wanita melibatkan interaksi antara hipotalamus-hipofisi-aksis, indung telur, dan organ reproduksi yang sehat. Setiap wanita memiliki siklus menstruasi yang berbeda-bead. Meski demikian, rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari.

Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu:

Amenorea primer. Ini merupakan keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita berusia 16 tahun. Amenorea primer terjadi pada 0.1– 2.5% wanita usia reproduksi.
Amenorea sekunder. Pada amenorea tipe ini, menstruasi tidak terjadi selama 3 siklus. Bahkan pada kasus oligomenorea (salah satu jenis amenorea sekunder), jumlah darah menstruasi hanya sedikit.
Pada beberapa kasus amenorea/ tidak haid bisa terjadi komplikasi berupa infertilitas. Terutama pada amenorea yang disebabkan oleh gangguan hormon maka.

Gejala
Tanda amenorea/ tidak haid adalah tidak terjadinya menstruasi pada usia 16 tahun. Kondisi tersebut bisa saja terjadi baik dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis).

Selain itu, kondisi lain yang juga bisa dicurigai adalah jika Anda tidak mendapatkan menstruasi padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan menstruasi. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea.

Penyebab
Amenorea/ tidak haid bisa disebabkan karena banyak hal. Beberapa hal di antaranya adalah:

Pubertas terlambat
Gangguan pada indung telur (ovarium), seperti tumor ovarium, kegagalan fungsi indung telur
Gangguan produksi hormon, seperti hipotioridisme, sindrom cushing
Penyakit berat, seperti penyakit ginjal kronik
Pengobatan penyakit kronik
Pengangkatan kandung rahim
Kelainan bawaan pada system kehamilan
Kelainan kromoson
Olahraga berlebihan
Tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina (agenesis uterovaginal)
Gangguan pada susunan saraf pusat

Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan. Jika kemungkinan kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi telah disingkirkan, maka penyebab lain yang memungkinkan adalah:

Stres dan depresi
Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan obesitas
Gangguan hipotalamus dan hipofisis
Gangguan indung telur
Obat-obatan
Penyakit kronik dan sindrom asherman

Diagnosis
Diagnosis amenorea/tidak haid dilakukan melalui proses pengumpulan informasi lewat serangkaian wawancara. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan.

Pada pemeriksaan fisik pada amenorea/ tidak haid bisa ditemukan kondisi seperti berikut:

Ditemukan kegagalan tumbuhnya organ seksual sekunder –seperti payudara dan pertumbuhan rambut pubis.
Pada kasus-kasus lain, bisa ditemukan juga gangguan pertumbuhan tubuh.
Pemeriksaan penunjang:

Pada amenorea primer. Apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder, maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi –seperti indung telur, rahim, perlekatan dalam rahim.

Pemeriksaan bisa dilakukan dengan prosedur ultrasonografi (USG), histerosalpingografi, histeroskopi, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder maka diperlukan pemeriksaan kadar hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone).

Pada amenorea sekunder. Tentu saja hal yang pertama-tama harus dilakukan adalah menyingkirkan kemungkinan adanya kehamilan. Setelah itu dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormone (TSH). Sebab kadar hormon tiroid dapat memengaruhi kadar hormon prolaktin dalam tubuh.
Selain itu, kadar hormon prolaktin dalam tubuh juga perlu diperiksa. Apabila kadar hormon TSH dan prolaktin normal, maka Estrogen/ Progestogen Challenge Test adalah pilihan yang bisa dilakukan untuk melihat kerja hormon estrogen terhadap lapisan endometrium dalam rahim. Selanjutnya dapat dievaluasi dengan MRI.

Pengobatan
Pengobatan yang dilakukan akana disesuaikan dengan penyebab dari amenorea/ tidak haid. Jikacpenyebabnya adalah obesitas, maka diet dan olahraga adalah kunci utama pengobatan. Selain itu, belajar untuk mengatasi stres dan menurunkan aktivitas fisik yang berlebih juga dapat membantu.

Terapi amenorea dikelompokkan berdasarkan penyebab saluran reproduksi atas dan bawah, penyebab indung telur, serta penyebab susunan saraf pusat.

Saluran reproduksi
Aglutinasi labia (penggumpalan bibir labia). Pengobatan bisa dilakukan dengan terapi menggunakan krim estrogen.

Kelainan bawaan vagina, hymen imperforata (selaput dara tidak memiliki lubang), dan septa vagina (vagina memiliki pembatas diantaranya). Terapi yang bisa dilakukan adalah dengan prosedur operasi kecil (insisi atau eksisi).

Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser. Pengobatan dilakukan dengan tindakan non-bedah berupa dilatasi (pelebaran) dari tonjolan di tempat seharusnya vagina berada. Atau bisa juga dilakukan terapi bedah dengan membuat vagina baru.

Parut pada rahim. Hal ini dapat diterapi dengan operasi untuk pengambilan jaringan parut. Pemberian dosis estrogen setelah operasi terkadang juga diberikan untuk optimalisasi penyembuhan lapisan dalam rahim2.
Gangguan indung telur
Disgenesis gonadal. Gangguan ini bisa diterapi dengan penggantian hormon pertumbuhan dan hormon seksual.

Tumor ovarium. Untuk mengatasinya bisa dilakukan prosedur pembedahan untuk mengangkat tumor.
Gangguan susunan saraf pusat
Gangguan hipofisis. Gangguan ini bisa diterapi dengan menggunakan agonis dopamin dapat menormalkan kadar prolaktin dalam tubuh.

Gangguan hipotalamus. Untuk mengatasinya dapat dilakukan terapi sesuai dengan penyebabnya.

Pencegahan
Amenorea/ tidak haid dapat dicegah dengan cara menghindari stres, cukup istriahat, konsumsi makanan yang bernutrisi tinggi, serta mengkonsumsi air putih yang cukup. Selain itu, pastikan juga Anda berolahraga yang cukup.

adsense 336x280

0 Response to "Penyakit Amenorea : Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya"

Post a Comment